Jalani Prosesnya, Petik Hasilnya

Luluk Iswati

Luluk Iswati, S.Pd, M.Hum, dosen bahasa Inggris pada Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

YOGYAKARTA – Bagaimanakah cara efektif untuk menguasai bahasa Inggris? Untuk menjawab pertanyaan tersebut redaksi KING Hot News menemui dua orang akademisi dari Kota Pelajar, Yogyakarta dan inilah penjelasan mereka.  

Menurut Luluk Iswati, S.Pd, M.Hum, untuk menguasai bahasa Inggris orang harus memenuhi prasyarat yang diperlukannya. “Jika ingin lancar speaking, orang harus rajin listening. Jika ingin bisa writing, orang harus rajin reading,” jelasnya. Dosen pada Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta itu menekankan pentingnya proses yang harus dilalui di dalam pembelajaran.

Hal senada diungkapkan oleh Saptin Dwi Setyo Hastuti, S.Pd, M.Pd, dosen pada Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA, Yogyakarta. Ia menekankan pentingnya “practice” atau berlatih langsung menggunakan bahasa Inggris. Untuk mendorong mahasiswanya berlatih, ia secara teratur menugasi mahasiswanya untuk praktek langsung di lapangan, misalnya berbicara dengan para wisatawan mancanegara. Disamping itu, mahasiswa juga diharuskan untuk disiplin menggunakan bahasa Inggris di kelas, membaca situs-situs berbahasa Inggris, menonton film berbahasa Inggris, dan mendengarkan lagu-lagu berbahasa Inggris.

Luluk dan Saptin adalah akademisi dalam bidang ESP (English for Specific Purposes-Bahasa Inggris untuk Tujuan Tertentu). Luluk mengajar bahasa Inggris pada Program Studi Manajemen, sementara Saptin pada Program Studi Usaha Perjalanan Wisata. Di dalam ESP, bahasa Inggris yang diajarkan bukan bahasa Inggris umum melainkan bahasa Inggris yang fokus pada bidang tertentu.

Saptin

Saptin Dwi Setyo Hastuti, S.Pd, M.Pd, dosen bahasa Inggris pada Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA, Yogyakarta

“Mahasiwa program studi manajemen belajar bahasa Inggris yang terkait dengan manajemen, keuangan, dan bisnis,” terang Luluk. “Mahasiswa Program Studi Usaha Perjalanan Wisata belajar bahasa Inggris yang lazimnya digunakan dalam pelayanan kepariwisataan, misalnya menjelaskan objek pariwisata, menyambut tamu, dan mengurus akomodasi wisatawan,” jelas Saptin.

Saat dimintai saran untuk para generasi muda, Luluk yang saat senggang senang nongkrong di warung kopi bersama komunitas pecinta kopinya itu menyarankan agar generasi muda memiliki wawasan yang luas dan berjuang sungguh-sungguh untuk masa depannya. “Think globally. Act locally,” tandasnya.  

Sementara itu Saptin menyarankan agar para generasi muda berpikiran terbuka mengenai pekerjaan. Kandidat doktor di Universitas Negeri Yogyakarta tersebut mewanti-wanti: “Jangan menganggap bahwa satu pekerjaan itu selalu lebih enak daripada pekerjaan yang lain. Semua pekerjaan ada resikonya.”

Home

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *