SEMARANG-Rasa percaya diri adalah bagian penting dari kompetensi berbahasa asing. Untuk bisa berkomunikasi lancar dalam bahasa asing tidak cukup hanya bermodalkan pemahaman tata bahasa. Dibutuhkan pengalaman riil dalam berbicara dengan penutur asli (native speaker).
Kampung Inggris Semarang secara konsisten memfasilitasi para siswa untuk memupuk rasa percaya diri dengan menghadirkan native speaker yang bertindak sebagai fasilitator percakapan bahasa Inggris. Seperti yang terjadi pada Senin siang (7/9), para siswa mencoba kebolehan berbahasa Inggris mereka dengan seorang native speaker dari Australia melalui sebuah forum diskusi.
Rodney Saye, warga Sydney, Australia setiap tahun datang dan mengisi sesi praktek percakapan di Kampung Inggris Semarang. Pandemi Covid-19 tahun ini membuatnya terhambat untuk datang ke Semarang. Meski begitu, ia tetap bersemangat dan bisa bertemu para siswa meskipun secara virtual via Zoom.
Mengangkat tema Understanding Australian Culture diskusi diikuti oleh pimpinan, guru, dan siswa. Di awal acara, Rodney memaparkan konsep Mateship dan Egalitarian dalam budaya Australia. Mateship sebagai sebuah konsep pertemanan yang kental telah mengalami perubahan seiring dengan berubahnya waktu tetapi tetap menjadi salah satu nilai yang kuat dalam budaya Australia. Sementara nilai egalitarian dalam budaya Australia memandang orang secara setara. Tidak ada yang berderajat lebih tinggi dari yang lain.
Terjadi interaksi yang asyik dalam bahasa Inggris antara fasilitator dengan para siswa. Widyaatmaja Aryasatya (14) dengan bahasa Inggris yang lancar bertanya tentang cita-citanya belajar ke luar negeri. Ia ingin belajar ilmu perikanan dan pertanian. Siswa program English for Teenagers tersebut bertanya tentang universitas di Australia yang bagus untuk ilmu yang ia minati.
Sementara itu Widayalaksana Harisatya (11) bertanya perihal sekolah di Austalia di masa pandemi. Apakah selama pandemi Covid-19 anak sekolah di Australia belajar secara online? Begitu pertanyaannya. Dijawab oleh Rodney bahwa siswa di Australia belajar secara online tetapi mereka juga tetap boleh datang ke sekolah jika memerlukan bantuan dari guru.
Para guru yang hadir membuat siswa menjadi lebih percaya diri. Hal itu misalnya terlihat pada Fesie Maulida Astianputri (9). Siswa program English for Children tersebut awalnya nampak malu-malu untuk bertanya. Setelah diberikan dorongan dan bantuan oleh gurunya, ia menjadi lebih tenang dan ketika ditanya oleh Rodney bisa menjawab. Menarik juga bahwa Fesie juga bertanya secara tertulis melalui fitur chat tentang tempat wisata dan Kanguru di Australia.
Di akhir acara, Rodney berpesan agar para siswa tidak takut salah dalam belajar. “Don’t be frightened to say the wrong thing,” pesan Rodney. Ia juga berpesan agar siswa harus berani dan terus-menerus berlatih.
Direktur LKP Kampung Inggris Semarang, Yunita Irmawati, menyampaikan terima kasih kepada Rodney, para guru, siswa, dan orang tua siswa yang telah mensukseskan acara. “Meskipun di tengah suasana pandemi, para siswa harus terus belajar dan praktek berbahasa Inggris sehingga kemampuan mereka akan meningkat,” tegas Yunita.
Home