SEMARANG-Pembina LKP Kampung Inggris Semarang, Rohani SPd MA, menyajikan makalah hasil penelitiannya yang berjudul “Multiple Intelligences and Language Competence of Prospective EFL Teachers” pada Seminar Internasional ELTLT 19 (English Language Teaching, Literature, and Translation) di Hotel Grasia, Semarang pada Ahad (15/9). Diselenggarakan oleh Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris, Universitas Negeri Semarang (UNNES), seminar dihadiri oleh ratusan penyaji dan peserta dari delapan negara: Amerika Serikat, Australia, Inggris, Cekoslovakia, India, Bangladesh, Malaysia, dan Indonesia sebagai tuan rumah.
Pada paparannya, Rohani mengungkapkan perbedaan pandangan mengenai kecerdasan antara teori IQ (Intelligence Quotient) dan teori Multiple Intelligences (selanjutnya disebut MI). Menurut teori IQ seseorang diberikan label cerdas, lebih cerdas, atau kurang cerdas dibandingkan dengan orang lain berdasarkan skor tes IQnya. Sementara teori MI melihat kecerdasan sebagai sebuah potensi yang tidak bisa dinilai dengan satu tes saja. Semua orang memiliki berbagai potensi kecerdasan. Pencetus teori MI, Howard Gardner mengusulkan sembilan jenis kecerdasan: verbal/linguistic, logic/mathematical, musical, kinesthetic, interpersonal, intrapersonal, spatial, naturalis, dan existential.
Penelitian yang dilakukan oleh Rohani mengungkap profil MI dan profil kompetensi berbahasa Inggris para responden. Sejumlah empat puluh sembilan orang mahasiswa semester enam dari Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris UNNES menjadi objek penelitiannya. Data diambil dengan angket MI secara online dan tes bahasa Inggris secara tertulis yang meliputi listening, structure, dan reading.
Salah satu penemuan menarik dalam penelitian tersebut adalah para responden yang notabene adalah para calon guru bahasa Inggris ternyata memiliki MI yang beragam. Jenis kecerdasan yang paling banyak dimiliki oleh responden adalah kecerdasan musical (32,65%), disusul dengan kecerdasan verbal/linguistic (20.41%), naturalist (20.41%), dan berbagai jenis kecerdasan yang lain. Sementara dari sisi kompetensi berbahasa Inggris, rata-rata skor yang diperoleh adalah 515. Kelompok kecerdasan verbal/linguistic meraih skor rata-rata 554, tertinggi dibandingkan dengan kelompok kecerdasan yang lain.
Menurut Rohani penemuan dalam penelitiannya memberikan tambahan pemahaman akan potensi para calon guru bahasa Inggris. “Saya tadinya menduga bahwa jenis kecerdasan yang paling kuat dari sebagian besar responden adalah verbal/linguistic mengingat mereka adalah para mahasiswa bahasa. Ternyata setelah diteliti hasilnya tidak demikian. Sebagian besar dari mereka adalah musical,” kata Rohani.