Business Insights
KEBANJIRAN ORDER: SENANG ATAU TEGANG?
Oleh:
Rohani
Pembina Kampung Inggris Semarang
Setiap wirausahawan menginginkan usahanya berkembang, baik secara kualitas maupun kuantitas.
Omset yang bertambah, order yang lebih banyak, dan profit yang naik adalah keinginan pebisnis pada umumnya.
Meski demikian, tidak jarang kita jumpai usaha yang surut bahkan bangkrut pada saat usaha tersebut diekspansi. Sebuah bengkel yang nampak sederhana laris diserbu pelanggan. Begitu tempatnya dibesarkan malah menjadi sepi dan bertambah sepi. Bahkan akhirnya tutup.
Ekspansi adalah suatu aksi yang merupakan puncak dari ekspansi unsur-unsur pendukungnya. Jika ekspansi dilakukan tetapi unsur-unsur pendukungnya belum mendukung maka akan terjadi ketimpangan yang berakhir dengan kekacauan.
Ambillah contoh jumlah order yang kita ambil. Menambah jumlah order yang kita ambil harus disesuaikan dengan kapasitas produksi. Ini hukumnya wajib. Bahkan sebelum memutuskan menambah jumlah order yang kita terima, kapasitas produksi kita harus kita test terlebih dahulu berulang-ulang.
Seorang wirausahawan kecap skala menengah pernah menghentikan promosinya di level nasional. Apa pasalnya? Kecapnya mulai digemari dan pesanan membanjir. Sementara itu kecepatan produksinya tidak bisa mengejar kecepatan order. Maka dia hentikan promosinya di level nasional. Baginya lebih baik bertahan dengan jumlah order yang ada tetapi dia bisa mengirim barang tepat waktu daripada jumlah order bertambah tetapi pengiriman barang terlambat.
Keputusan wirausahawan kecap di atas adalah masuk akal dan bijaksana mengingat kepercayaan pelanggan lama adalah sebuah aset yang lebih wajib dijaga. Pada saat yang sama dia tentu harus mengusahakan naiknya kapasitas produksinya sehingga calon customer lain yang sudah mengantri bisa terlayani.
Sudahkah Anda mengukur kapasitas maksimal produksi Anda?
[powr-hit-counter id=6ad744ec_1515967832983]